Review Jurnal Biologi Laut



LAJU PERTUMBUHAN KARANG PORITES LUTEA DI KARIMUNJAWA DAN BANGKALAN, INDONEISA
Wahyu Andy Nugraha

Koloni massive genus Porites (seperti Porites llutea) adalah karang penting dalam menyusun terumbu karang di Kepulauan Indonesia. Karang Porites memiliki persebaran yang luas di seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan karang Porites merupakan karang yang mampu hidup pada daerah tersedimentasi rendah dan daerah tersedimentasi tinggi, daerah yang memiliki salinitas rendah dan tinggi. Di samping itu, Porites dapat hidup pada daerah yang berbatu, berpasir, dan pecahan karang. Pertumbuhan karang sangat  berguna untuk mengetahui kecepatan tumbuh karang dan untuk mengetahui kondisi optimum pertumbuhan karang. Laju pertumbuhan karang berbeda-beda bergantung pada umur, spesies, dan kondisi lingkungan dimana karang itu tumbuh seperti faktor kedalaman, laju sedimentasi, cahaya, dan suhu. Sehingga untuk melakukan upaya rehabilitasi dan konservasi perlu memperhatikan laju pertumbuhan di tempat tersebut.
Potongan koloni karang ditempatkan pada media alumunium yang disusun rapi, dan disinar-X dalam peralatan tertutup. Laju pertumbuhan Porites lutea dapat dihitung dari hasil sinar-X yang berupa film negatif. Selanjutnya discan dengan scanner bercahaya ganda sehingga diperoleh hasil gambar yang jelas. Hasil gambar scan dicetak pada ukuran yang sebenarnya. Analisa laju pertumbuhan Porites lutea tersebut diambil secara vertikal dari pola pertumbuhannya untuk specimen, dimana lingkar tahun paling atas yang diasumsikan sebagai tahun yang paling muda. Data yang diperoleh dengan mengambil dua garis secara vertikal dari titik pertumbuhan ke ujung pertumbuhan. Dalam satu tahun terdapat warna gelap dan terang yang menunjukan dalam satu tahun tetrdapat dua musim yang mempengaruhi pertumbuhan. Warna hitam menunjukan pertumbuhan karang ketika kondisi cuaca kurang baik atau musim hujan dan laju kalsifikasi kurang cepat dan densitas kapur yang terbentuk tinggi. Sebaliknya, untuk warna terang menunjukan pertumbuhan karang pada saat musim panas atau kemarau laju kalsifikasi sangat cepat dan densitas kapur yang dibentuk rendah. Pada laju pertumbuhan Porites lutea di Perairan Karimunjawa berkisar antara 5,38-17 mm/tahun dengan umur berkisar antara 4-8 tahun, sedangkan untuk laju pertumbuhan karang di Perairan Bangkalan berkisar antara 6-15 mm/tahun. Secara umum karang Porites lutea di Perairan Karimunjawa dan Perairan Bangkalan memiliki laju pertumbuhan yang normal dikarenakan lokasi pertumbuhan masih memiliki kondisi yang cukup bagus yang ditandai pada kedua lokasi penelitian memiliki temperatur yang cukup hangat. Suhu air ideal adalah 28-310 C. Umur karang Porites dapat mencapai hampir 100 tahun. Umur yang masih muda dan ukuran karang Porites lutea di kedua lokasi penelitian menunjukan bahwa karang ukuran ini merupakan karang hasil temuan baru. Laju pertumbuhan setiap tahun pada satu koloni tidak sama, disebabkan oleh umur dan faktor lingkungan tersebut. Selain itu, laju sedimentasi di Perairan Karimunjawa termasuk kategori kecil hingga sedang, sedangkan laju sedimentasi pada Perairan Bangkalan termasuk kategori sedang hingga besar.. Pengaruh secara langsung dapat terjadi jika sedimen tersebut berukuran cukup besar atau banyak sehingga menutupi polip atau mulut karang yang dapat mengganggu aktivitas karang. Pengaruh secara tidak langsung adalah jika perairan menjadi keruh dan mengakibatkan turunnya penetrasi cahaya matahari yang penting untuk fotosintesis alga yang bersimbiosis degan karang, yaitu zooxanthellae, dan banyaknya energi yang dikeluarkan oleh binatang karang untuk menghalau sedimen tersebut yang berakibat pada menurunnya laju pertumbuhan karang. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa laju pertumbuhan rata-rata tertinggi karang Porites lutea terjadi pada tahun pertama pertumbuhan, sedangkan laju pertumbuhan rata-rata terendah terjadi pada tahun terakhir. Hal ini dikarenakan karang yang berusia muda hanya menggunakan energi yang diperoleh dari proses fotosintesis untuk pertumbuhan dan tidak digunakan untuk aktivitas lain. Berbeda dengan karang berusia dewasa yang banyak menggunakan energi untuk aktivitas seperti persaingan memperebutkan ruang dengan karang lain maupun membersihkan sedimen yang menyumbat polipnya yang besar. Secara umum, laju pertumbuhan karang Porites lutea di kedua lokasi penelitian pada musim kemarau lebih tinggi daripada laju pertumbuhan musim hujan. Hal ini dikarenakan intensitas cahaya pada musim kemarau cukup untuk pertumbuhan karang. Selain itu jika curah hujan meningkat, laju pertumbuhan rata-rata semakin lambat.
            Jurnal penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan jurnal dengan judul Pertumbuhan Tahunan Karang Keras Porites Lutea di Kepulauan Spermonde: Hubungannya Dengan Suhu Dan Curah Hujan, yaitu menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan karang Porites lutea, yaitu faktor cahaya, suhu, dan sedimentasi dengan pengambilan sampel berselisih 4 tahun sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Namun, jurnal ini belum memperlihatkan perhitungan yang jelas dan hanya memperlihatkan grafik saja.
            Jurnal Laju Pertumbuhan Karang Porites Lutea di Karimunjawa dan Bangkalan, Indonesia sudah cukup bagus dengan adanya penggunaan bahasa yang mudah dipahami, menjelaskan hubungan faktor suhu, sedimentasi, dan curah hujan terhadap laju pertumbuhan sehingga dapat mempengaruhi laju pertumbuhan karang tersebut.
            Sebaiknya, pembaca juga memperhatikan poin-poin yang harus dipahami sesuai dengan judul jurnal tersebut. Selain hal tersebut, pembaca diharapkan dapat lebih cermat dan teliti dalam memahami setiap kata yang diuraikan sehingga terbentuk pemahaman konsep yang berkaitan.
Jurnal terkait :
Previous
Next Post »
Thanks for your comment