Laporan Praktikum Fistum Hormon Auksin


  1. Judul             : Pengaruh hormon auksin terhadap pertumbuhan akar pada tanaman mawar
  2. Tanggal          : 28 Nopember 2011
  3. Tujuan           : Untuk mengetahui pengaruh hormon auksin terhadap pertumbuhan akar pada tanaman mawar
  4. Alat dan Bahan
  1. Alat
a.         Becker glass                   
b.         Pisau                   
c.          Polybag              
  1. Bahan
a.         Batang mawar yang distek ± 20 cm
b.         Auksin 0 ppm; 0,1 ppm;1 ppm; 10 ppm
c.          Media tanam (tanah, pupuk, sekam)
d.         Air
  1. Cara Kerja
1.         Menimbang auksin 0,1 ppm; 1 ppm; 10 ppm
2.         Melarutkan masing-masing auksin dalam 5 mL alkohol 70 %
3.         Mencampurkan larutan auksin+alkohol dengan aquades hingga 1000 mL
4.         Merendam batang mawar yang sudah dibersihkan ke dalam masing-masing larutan auksin selama ± 3 jam
5.         Menanam batang pada pollybag, selama 3 minggu
6.         Mengamati pertumbuhan akar 

  1. Hasil Pengamatan 
  2. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang kami peroleh, bahwa terjadi perubahan pertumbuhan akar dan pertumbuhan tunas dengan konsentrasi auksin yang berbeda.  Pada pertumbuhan akar yang terjadi pada minggu ke-3 secara berturut-turut dari pertumbuhan tertinggi hingga terendah dari  konsentrasi auksin 1;0,1;0 ppm. Hal ini menunjukan bahwa penambahan hormon auksin dengan konsentrasi 0,1 dan 1 ppm mempercepat petumbuhan tanaman, yaitu pada pertumbuhan akar maupun tunas. Hasil pertumbuhan akar yang berbeda menunjukan bahwa konsentrasi hormon auksin mempengaruhi pertumbuhan. Semakin banyak konsentrasi auksin, maka semakin cepat pula pertumbuhan tanaman, namun pada konsentrasi auksin 10 ppm, tidak mengalami pertumbuhan akar, hal ini dikarenakan  hormon auksin tidak bekerja pada konsentrasi 10 ppm. Kerja hormon dipengaruhi oleh sinar matahari. Selain itu konsentrasi auksin juga mempengaruhi kerja auksin dalam mempercepat pertumbuhan. Apabila konsentrasi auksin terlalu banyak atau sedikit maka kerja auksin dalam memacu pertumbuhan tanaman dapat terhambat.  Sedangkan pada konsentrasi 0 ppm dengan tanpa adanya penambahan auksin menunjukan bahwa pada dasarnya setiap tumbuhan memiliki hormon auksin yang dapat dihasilkan oleh tananaman tersebut. Adanya penambahan hormon berfungsi sebagai perangsang untuk memacu/mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut, baik pertumbuhan akar maupun tunas. Sama halnya seperti pertumbuhan akar, pada pertumbuuhan tunas juga menunjukan hasil yang berbeda dengan konsentrasi auksin yang berbeda pula. Pada konsentrasi auksin 0,1 ppm dan 1 ppm, menunjukan adanya pertumbuhan tunas dari minggu ke-2 hingga minggu ke-3 dengan jumlah tunas yang berbeda.  Hal ini menunjukan pada konsentrasi hormon tersebut, auksin bekerja secara maksimal sehingga terjadi perubahan pertumbuhan pada tunas. Sedangkan pada konsentrasi auksin 10 ppm, hormon auksin tidak bekerja dalam pertumbuhan tunas, hal ini dapat dikarenakan karena adanya pengaruh  konsentrasi auksin dan sinar matahari sehingga menghambat pertumbuhan tunas pada tanaman mawar.
  1. Kesimpulan
1.   Penambahan hormon auksin dapat mempercepat pembelahan sel sehingga dapat berakibat pada percepatan pertumbuhan
2.       Kerja hormon auksin dipengaruhi oleh konsentrasi hormon dan sinar matahari.
3.   Semakin banyak konsentrasi auksin, maka semakin cepat pula pertumbuhan      tanaman, namun pada konsentrasi tertentu jika kerja auksin sudah maksimal, maka penambahan auksin tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
4.    Sinar matahari mempengaruhi kerja auksin. Tanaman yang terkena sinar matahari akan mengalami pertumbuhan yang lambat.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment